Sebelum menguraikan tatacara pembuatan peta isohiet secata manual, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan secara singkat konsep isohiet serta kegunaan peta isohiet.
Isohiet merupakan satu diantara tiga metode yang paling umum digunakan untuk menganalisis hujan wilayah dalam satu daerah aliran sungai (DAS) maupun wilayah sungai (WS). Hujan wilayah adalah besaran rata-rata curah hujan pada seluruh wilayah DAS, apabila pada DAS yang bersangkutan terdapat lebih dari satu stasiun hujan, hujan wilayah sendiri digunakan sebagai parameter utama untuk menghitung prakiraan ketersediaan air pada suatu DAS.
Selain metode isohiet, analisis hujan wilayah juga bisa dilakukan dengan metode rerata aritmatika dan poligon thiessen, tetapi diantara ketiga metode tersebut, metode garis isohiet memiliki akurasi paling baik. Sebagai catatan, pembuatan peta isohiet bisa dilakukan apabila pada wilayah yang dimaksud memiliki tiga atau lebih stasiun hujan.
PEMBUATAN PETA ISOHIET SECARA MANUAL
Pembuatan secara manual adalah pembuatan peta isohiet hanya dengan mengandalkan alat tulis standar tanpa menggunakan software apapun. Apabila anda akan membuat peta isohiet secara manual, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah :
- Peta DAS atau WS yang akan dibuat isohiet nya (Harus sudah di print)
- Data stasiun hujan yang meliputi koordinat dan besaran curah hujan, bisa curah hujan tahunan, bulanan ataupun harian
- Alat tulis seperti pensil, balpoint, penghapus maupun alat tulis lainnya yang sekiranya anda perlukan
- Mistar/penggaris dengan panjang mistar tergantung besaran ukuran kertas yang digunakan. Jika hanya menggunakan kertas A4 atau A3 sebagai media gambar nya, maka cukup dengan menggunakan mistar 30 cm, tapi jika ukuran kertas nya A1 atau A0 maka bisa menggunakan mistar yang memiliki ukuran lebih panjang seperti 50 cm, 100 cm atau lebih
Tahapan pembuatan peta isohiet secara manual adalah :
1. Ploting Stasiun Hujan Pada Peta DAS atau WS
Daftar stasiun hujan yang sudah tersedia, letak nya harus di ploting pada peta DAS atau WS yang akan dibuat peta isohietnya, tampilkan juga nama stasiun serta angka curah hujannya.
Pada panduan ini, penulis akan membuat peta isohiet pada DAS dengan menggunakan data 4 stasiun hujan, yakni stasiun A, B, C dan D. Jika lokasi stasiun hujan sudah di ploting maka akan terlihat seperti berikut.
Pada panduan ini, penulis akan membuat peta isohiet pada DAS dengan menggunakan data 4 stasiun hujan, yakni stasiun A, B, C dan D. Jika lokasi stasiun hujan sudah di ploting maka akan terlihat seperti berikut.
2. Menghubungkan Setiap Stasiun dengan Garis Khayal
Setiap stasiun hujan harus dihubungkan oleh garis khayal sebagai garis bantu untuk melakukan penentuan titik isohiet pada tahap berikutnya. Pastikan antar stasiun sudah dihubungkan oleh garis khayal, jika ada yang terlewat maka pada saat penarikan garis isohiet akan ada salah satu garis yang tidak bisa dihubungkan secara sempurna.
Setelah ditarik garis antar stasiun, biasanya akan membentuk segitiga dan penarikan garis khayal tersebut tergantung keinginan anda yang penting jangan ada garis yang bersilangan. Jika penarikan garis antar stasiun sudah selesai maka akan seperti berikut.
3. Penentuan Titik Isohiet Pada Garis Khayal
Tahap yang paling rumit dalam pembuatan peta isohiet secara manual adalah menentukan titik isohiet pada semua garis khayal yang menghubungkan tiap stasiun. Pertama-tama anda harus menentukan interval garis isohiet yang akan dibuat, semakin besar interval nya, maka proses interpolasi akan semakin cepat tetapi tingkat akurasi hujan wilayah nya akan semakin kecil, sebaliknya jika interval nya semakin kecil, maka proses interpolasi nya akan semakin lama, tetapi akurasi hujan wilayah nya akan semakin tinggi.
Dalam artikel ini penulis akan membuat peta isohiet dengan interval setiap 500 mm. Artinya curah hujan yang harus dicari titik isohiet nya hanya untuk curah hujan setiap kelipatan 500, seperti 500, 1000, 1500, 2000, dst. adapun jumlah garis khayal yang harus dilakukan interpolasi adalah sebanyak 5 buah garis khayal, perhatikan gambar berikut.
Sebagai contoh, penulis akan menentukan titik isohiet pada garis khayal 1 yang menghubungkan stasiun hujan A dan B. Cara menentukan titik isohiet pada semua garis khayal pada prinsipnya adalah sama hanya input angka nya saja yang berbeda.
Menentukan titik isohiet tersebut dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
Keterangan :
N = Titik isohiet yang dicari
Xn = Jumlah curah hujan yang dicari titik isohiet nya
Xo = Jumlah curah hujan terkecil diantara stasiun A dan B
ΔX = Perbedaan curah hujan antara stasiun A dan B
a = Jarak stasiun A ke B di peta (mm/cm)
Perhatikan contoh penentuan titik isohiet berikut !
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa :
Xo = 1567 (Stasiun A)
ΔX = 2987 - 1567 = 1420
a = 8,5 (Diukur manual pada kertas peta menggunakan penggaris)
Mengingat jumlah curah hujan terendah adalah 1567 dan tertinggi adalah 2987, maka titik isohiet yang harus dicari adalah kelipatan 500 diantara 1567 s.d. 2987 yaitu 2000 dan 2500. Pertama yang akan dicari adalah titik 2000 sehingga Xn = 2000
Maka hasil hitungannya adalah sebagai berikut :
N = ((2000-1567)/1420) * 8,5
N = (433/1420) * 8,5
N = 0,305 * 8,5 = 2,59
Artinya, tiitik isohiet 2000 harus ditarik sejauh 2,59 cm dari titik stasiun A, sehingga hasilnya adalah sebagai berikut :
Setelah isohiet 2000 sudah diketahui titik nya, kita lanjutkan dengan mencari titik 2500, cara perhitungannya sama seperti sebelumnya, yakni :
N = ((2500-1567)/1420) * 8,5
N = (933/1420) * 8,5
N = 0,657 * 8,5 = 5,58 cm
Artinya, tiitik isohiet 2500 harus ditarik sejauh 5,58 cm dari titik stasiun A, sehingga hasilnya adalah sebagai berikut :
Lanjutkan perhitungan tersebut hingga semua titik isohiet dari semua garis diperoleh. Apabila semua titik isohiet sudah selesai dihitung, maka hasil nya sebagai berikut :
4. Penarikan Garis Isohiet
Apabila penentuan titik isohiet pada garis khayal telah selesai seluruhnya, maka tahap terakhir adalah penarikan garis isohiet. Tahap ini adalah yang paling mudah, tetapi membutuhkan kehati-hatian. Tidak ada aturan yang mutlak dalam penarikan garis, tapi pada prinsipnya adalah menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai sama dengan sebuah garis yang disebut garis isohiet. Hasil nya adalah seperti berikut :
Tahap yang paling rumit dalam pembuatan peta isohiet secara manual adalah menentukan titik isohiet pada semua garis khayal yang menghubungkan tiap stasiun. Pertama-tama anda harus menentukan interval garis isohiet yang akan dibuat, semakin besar interval nya, maka proses interpolasi akan semakin cepat tetapi tingkat akurasi hujan wilayah nya akan semakin kecil, sebaliknya jika interval nya semakin kecil, maka proses interpolasi nya akan semakin lama, tetapi akurasi hujan wilayah nya akan semakin tinggi.
Dalam artikel ini penulis akan membuat peta isohiet dengan interval setiap 500 mm. Artinya curah hujan yang harus dicari titik isohiet nya hanya untuk curah hujan setiap kelipatan 500, seperti 500, 1000, 1500, 2000, dst. adapun jumlah garis khayal yang harus dilakukan interpolasi adalah sebanyak 5 buah garis khayal, perhatikan gambar berikut.
Sebagai contoh, penulis akan menentukan titik isohiet pada garis khayal 1 yang menghubungkan stasiun hujan A dan B. Cara menentukan titik isohiet pada semua garis khayal pada prinsipnya adalah sama hanya input angka nya saja yang berbeda.
Menentukan titik isohiet tersebut dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
Keterangan :
N = Titik isohiet yang dicari
Xn = Jumlah curah hujan yang dicari titik isohiet nya
Xo = Jumlah curah hujan terkecil diantara stasiun A dan B
ΔX = Perbedaan curah hujan antara stasiun A dan B
a = Jarak stasiun A ke B di peta (mm/cm)
Perhatikan contoh penentuan titik isohiet berikut !
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa :
Xo = 1567 (Stasiun A)
ΔX = 2987 - 1567 = 1420
a = 8,5 (Diukur manual pada kertas peta menggunakan penggaris)
Mengingat jumlah curah hujan terendah adalah 1567 dan tertinggi adalah 2987, maka titik isohiet yang harus dicari adalah kelipatan 500 diantara 1567 s.d. 2987 yaitu 2000 dan 2500. Pertama yang akan dicari adalah titik 2000 sehingga Xn = 2000
Maka hasil hitungannya adalah sebagai berikut :
N = ((2000-1567)/1420) * 8,5
N = (433/1420) * 8,5
N = 0,305 * 8,5 = 2,59
Artinya, tiitik isohiet 2000 harus ditarik sejauh 2,59 cm dari titik stasiun A, sehingga hasilnya adalah sebagai berikut :
Setelah isohiet 2000 sudah diketahui titik nya, kita lanjutkan dengan mencari titik 2500, cara perhitungannya sama seperti sebelumnya, yakni :
N = ((2500-1567)/1420) * 8,5
N = (933/1420) * 8,5
N = 0,657 * 8,5 = 5,58 cm
Artinya, tiitik isohiet 2500 harus ditarik sejauh 5,58 cm dari titik stasiun A, sehingga hasilnya adalah sebagai berikut :
Lanjutkan perhitungan tersebut hingga semua titik isohiet dari semua garis diperoleh. Apabila semua titik isohiet sudah selesai dihitung, maka hasil nya sebagai berikut :
4. Penarikan Garis Isohiet
Apabila penentuan titik isohiet pada garis khayal telah selesai seluruhnya, maka tahap terakhir adalah penarikan garis isohiet. Tahap ini adalah yang paling mudah, tetapi membutuhkan kehati-hatian. Tidak ada aturan yang mutlak dalam penarikan garis, tapi pada prinsipnya adalah menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai sama dengan sebuah garis yang disebut garis isohiet. Hasil nya adalah seperti berikut :
No comments:
Post a Comment